Ayo24 – Dalam upaya untuk mencapai berat badan ideal, banyak dari kita telah mencoba berbagai metode penurunan berat badan, termasuk diet kalori yang ketat.
Namun, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Illinois di Chicago telah menyoroti potensi metode diet yang lebih fleksibel yang dikenal sebagai “intermittent fasting” atau puasa intermiten.
Apakah metode intermittent fasting lebih efektif daripada diet kalori? Mari kita simak temuan menarik dari penelitian ini.
Apa itu Intermittent Fasting?
Intermittent fasting adalah metode di mana Anda membatasi periode waktu dalam sehari ketika Anda dapat makan.
Ada beberapa variasi dari intermittent fasting, tetapi salah satu yang paling umum adalah yang dikenal sebagai “16/8,” di mana Anda hanya boleh makan dalam jendela waktu 8 jam dan berpuasa selama 16 jam.
Ini berarti Anda dapat sarapan pada pukul 12 siang dan harus selesai makan sebelum pukul 8 malam.
Baca Juga: Penelitian Universitas AS Ungkap Intermittent Fasting Bisa Cegah Diabetes Tipe 2
Penelitian Terbaru tentang Intermittent Fasting
Tim peneliti dari Universitas Illinois di Chicago melakukan penelitian yang melibatkan 90 orang dewasa yang mengalami obesitas.
Mereka dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok intermittent fasting, kelompok diet kalori, dan kelompok kontrol.
- Kelompok Intermittent Fasting: Anggota kelompok ini diizinkan makan sepuasnya dalam jendela waktu 8 jam sehari, sementara selama 16 jam lainnya mereka hanya boleh minum air atau minuman non-kalori.
- Kelompok Diet Kalori: Anggota kelompok ini juga memiliki jendela waktu 8 jam untuk makan, tetapi mereka harus memotong 25% dari kalori harian mereka selama periode ini.
- Kelompok Kontrol: Anggota kelompok ini melanjutkan makan seperti biasa tanpa pembatasan waktu atau kalori.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sangat menarik. Setelah 6 bulan, kelompok intermittent fasting berhasil mengurangi rata-rata asupan kalori harian mereka sebesar 425 kalori dan mencapai penurunan berat badan rata-rata sekitar 4.61 kg.
Sementara itu, kelompok diet kalori mengurangi rata-rata asupan kalori sebesar 405 kalori dan mencapai penurunan berat badan rata-rata sekitar 5.42 kg setelah 12 bulan.
Apa yang Dikatakan Para Ahli ?
Dalam komentar mereka, Dr. Adam Gilden dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado mengatakan bahwa konsultasi reguler dengan ahli gizi dapat membantu peserta memilih makanan yang lebih sehat.
Namun, dia juga mencatat bahwa ada variasi besar dalam penurunan berat badan yang dicapai oleh peserta, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi efektivitasnya.
Akhir Kata
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intermittent fasting bisa menjadi alternatif yang efektif untuk diet kalori dalam mencapai penurunan berat badan.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang merespons metode ini secara berbeda, dan konsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan sebelum memulai program intermittent fasting adalah langkah yang bijaksana.
Jadi, jika Anda mencari cara yang lebih fleksibel untuk mencapai berat badan ideal, intermittent fasting mungkin layak dipertimbangkan.
Tetapi ingatlah bahwa penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan sebelum memulai setiap program penurunan berat badan untuk memastikan bahwa itu aman dan sesuai untuk Anda.